1. Home
  2. Food

Awug Bandung: Jajanan Tradisional Sunda yang Manis Legit dan Sarat Filosofi.

Awug khas Bandung, kue kerucut manis legit. Simbol budaya Sunda yang kini kembali hits dan cocok jadi camilan sehat vegan, berikut Resep cara mudah membuatnya.

Awug Bandung
Awug Bandung

INFONA - Bandung, kota kreatif yang selalu hits dengan sejuta pesona, memang tak pernah kehabisan cerita. Dari jajaran factory outlet di Dago, kafe instagramable di Lembang, hingga jalan legendaris Braga yang jadi ikon wisata kota, semua punya daya tariknya sendiri.

Tapi bukan cuma fashion dan pemandangan alam yang memikat, kuliner tradisionalnya pun jadi alasan wisatawan jatuh cinta pada Kota Kembang.

Sore hari di Bandung selalu punya nuansa khas. Udara sejuk, lalu-lalang wisatawan, dan aroma jajanan tradisional dari pedagang kaki lima membuat suasana kota makin hidup.

Di antara ragam jajanan, ada satu kudapan klasik yang kini kembali naik daun berkat food vlogger dan konten media sosial: Awug, kue kerucut legit khas Sunda yang sarat makna budaya.

Bagi generasi muda, awug jadi pintu nostalgia ke masa lalu. Bagi wisatawan, awug adalah pengalaman kuliner otentik yang wajib dicoba. Bentuknya yang unik, mirip tumpeng mini, membuat jajanan ini bukan hanya enak dimakan, tapi juga fotogenik untuk konten Instagram atau TikTok.

Awug adalah kue tradisional khas Sunda yang dibuat dari tepung beras, kelapa parut, dan gula merah. Adonannya dikukus dalam wadah berbentuk kerucut dengan alas daun pisang, menghasilkan kue bertekstur lembut, manis legit, dan beraroma pandan.

Sejarah Awug: Dari Singkong ke Beras

Awug sudah dikenal sejak era 1940-an di Jawa Barat. Dahulu, awug dibuat dari tepung gaplek (singkong kering) dan kerap jadi menu sarapan kalangan bangsawan Sunda. Namun, sejak 1970-an, bahan utamanya bergeser ke tepung beras.

Proses pembuatannya pun masih tradisional: beras direndam, digiling, lalu dikukus dua kali bersama kelapa parut dan gula merah. Filosofi bentuk kerucut pada awug tak kalah menarik, melambangkan syukur atas hasil panen padi dan penghormatan pada gunung, simbol alam yang sakral bagi masyarakat Sunda.

Tak heran, awug sering hadir di acara adat, syukuran, hingga pernikahan. Kehadirannya bukan sekadar makanan, tapi juga bagian dari doa dan harapan.

Kini Awug bisa dibuat sendiri dengan mudah dan praktis, saat ini tepung beras sudah banyak dijual di supermarket maupun di pasar tradisional, jadi tidak perlu repot menggiling beras untuk membuatnya.

Kalau penasaran ingin membuat awug sendiri di rumah, berikut resep praktisnya:

Awug Bandung
Awug Bandung

Resep Awug Bandung

Bahan-bahan:

  • 500 gr tepung beras

  • 500 gr kelapa parut (tidak terlalu tua)

  • 300 gr gula merah, serut halus

  • 1 sdm garam (larutkan dengan sedikit air)

  • 1 bungkus vanili bubuk

  • 5 sdm gula pasir

  • 5 lembar daun pandan

  • Daun pisang secukupnya

Cara membuat:

1. Campur tepung beras dan kelapa parut.

2. Tambahkan larutan garam, gula pasir, dan vanili. Aduk rata hingga berbutir.

3. Siapkan kukusan, alasi dengan daun pisang, beri daun pandan di atasnya.

4. Masukkan sebagian adonan, taburi gula merah, tutup lagi dengan adonan. Ulangi hingga habis.

5. Kukus selama 30–40 menit.

6. Angkat, dinginkan sebentar, lalu sajikan hangat.

Awug cocok untuk vegan dan penderita intoleransi gluten, karena berbahan dasar tepung beras tanpa telur dan susu.

Awug bukan hanya jajanan tradisional biasa, tapi juga bagian dari identitas kuliner Sunda. Rasanya manis, teksturnya lembut, bentuknya unik, dan sarat makna budaya.

Tak heran, generasi muda Bandung pun kembali melirik awug sebagai jajanan legendaris yang “instagramable” sekaligus mengenyangkan.

Untuk merasakan sensasi otentiknya, kamu bisa mencari awug di pasar tradisional Bandung seperti Pasar Cihapit, Pasar Kosambi, atau pedagang kaki lima di kawasan Alun-Alun Bandung. Biasanya awug dijual menjelang sore hingga malam hari.

Beberapa destinasi wisata populer seperti Braga, Dago, dan Lembang juga sering jadi tempat mangkal pedagang awug. Harganya terjangkau, mulai dari Rp5.000–Rp10.000 per porsi, tergantung ukuran.

Jadi, kalau kamu sedang berwisata ke Bandung, baik itu jalan-jalan ke Braga, nongkrong di Dago, atau healing di Lembang, jangan lupa sempatkan diri berburu awug.

Cicipi hangat-hangat, rasakan legitnya gula merah berpadu dengan gurih kelapa, dan nikmati sensasi ngemil ala zaman dulu yang kini makin langka.***

Penulis: WD Nursari

Editor: Tim infona.id