1. Home
  2. Food

Sejarah Cireng: Makanan Ringan Khas Sunda yang Menginspirasi

Awalnya, cireng hanya dijual di pinggir jalan oleh pedagang kaki lima. Namun, seiring waktu, popularitas cireng mulai menyebar ke berbagai daerah di Indonesia

Cireng
Cireng

INFONA.id - Cireng, makanan ringan yang terbuat dari tepung tapioka atau aci, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kuliner Indonesia, terutama di daerah Sunda. Nama "cireng" sendiri adalah singkatan dari "aci digoreng," yang menggambarkan bahan utama dan metode memasaknya.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi sejarah cireng, dari awal mula hingga perkembangannya menjadi salah satu camilan favorit di Indonesia.

Awal Mula Cireng

Cireng pertama kali muncul di Bandung, Jawa Barat, pada tahun 1980-an. Pada saat itu, cireng merupakan inovasi dari pedagang kaki lima yang mencari cara untuk memanfaatkan sisa tepung kanji atau aci dari pembuatan cilok, makanan lain yang populer di Bandung.

Penggunaan aci sebagai bahan dasar memberikan tekstur kenyal yang khas pada cireng, membuatnya menjadi camilan yang unik dan disukai banyak orang.

Sejarah dan Budaya Sunda

Sunda memiliki sejarah yang kaya dan kompleks, dengan pengaruh dari berbagai kerajaan Hindu dan Islam sebelum akhirnya menjadi bagian dari Indonesia modern. Bahasa Sunda sendiri berkembang dari pengaruh bahasa Sansekerta, yang digunakan dalam prasasti-prasasti kuno seperti Prasasti Ciaruteun dan Prasasti Pasir Jambu.

Dalam konteks kuliner, masyarakat Sunda terkenal dengan kreativitasnya dalam mengolah makanan, menciptakan berbagai camilan yang sederhana namun lezat.

Perkembangan Cireng

Awalnya, cireng hanya dijual di pinggir jalan oleh pedagang kaki lima. Namun, seiring waktu, popularitas cireng mulai menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Dari yang awalnya hanya disukai oleh anak-anak sekolah dasar di Bandung pada tahun 1970-an, cireng kini dapat ditemukan di berbagai tempat, mulai dari warung kecil hingga restoran besar. Bahkan, cireng telah menjadi salah satu camilan yang sering disajikan dalam acara-acara formal seperti pernikahan atau rapat.

Inovasi dan Variasi

Cireng tidak hanya populer karena rasanya yang khas, tetapi juga karena kemudahan dalam membuatnya. Awalnya, cireng hanya dibumbui dengan garam, merica, dan bawang putih. Namun, seiring perkembangannya, cireng mulai diberi tambahan bumbu kacang, saus tomat, dan berbagai saus lainnya sesuai selera7. Selain itu, bentuk cireng juga beragam, mulai dari pipih, jajar genjang, hingga bundar. Inovasi ini membuat cireng tetap menarik dan disukai oleh berbagai kalangan.

Dampak Budaya

Nama cireng dan makanan lain seperti cilok, batagor, dan comro mencerminkan budaya Sunda yang ramah dan easy going. Masyarakat Sunda lebih menyukai kehidupan yang praktis dan tidak repot, sehingga memilih nama yang mudah disebut dan diingat3. Kreativitas dalam mengolah makanan juga menunjukkan bahwa Bandung masih dianggap sebagai pusat kuliner di Indonesia.

Cireng bukan hanya sekadar camilan, tetapi juga merupakan bagian dari sejarah dan budaya Sunda. Dari awal mula sebagai inovasi pedagang kaki lima hingga menjadi makanan populer di seluruh Indonesia, cireng telah membuktikan bahwa kesederhanaan dan kreativitas dapat menghasilkan sesuatu yang luar biasa. Dengan terus berkembang dan berinovasi, cireng akan tetap menjadi salah satu camilan favorit di Indonesia.

Referensi:

  1. Liputan6 - Cara Bikin Cireng: Panduan Lengkap Membuat Camilan Renyah Khas Bandung

  2. Pustaka Unpad - KAJIAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN KEBUDAYAAN SUNDA

  3. Kompasiana - Asal Mula Lahirnya Cireng

  4. Fimela - Mengulik Sejarah Cireng, Jajanan Khas Sunda Idola Banyak Orang

  5. Bolu Susu Lembang - Sejarah Cireng, Jajanan Unik Khas Bandung

Artikel ini ditujukan untuk memberikan informasi yang autentik dan komunikatif tentang sejarah cireng, makanan ringan khas Sunda yang telah menjadi bagian penting dari kuliner Indonesia.

Penulis: Sanny Abraham

Editor: Tim infona.id