Menyesap Kopi Temanggung, Meresapi Sentuhan Tembakau dari Lereng Sindoro-Sumbing

INFONA - Udara sejuk menyapa dari lereng Gunung Sindoro dan Sumbing, dua raksasa kembar yang menjulang megah di Jawa Tengah. Di balik kabut tipis yang menggantung di pagi hari, aroma khas menyeruak, bukan hanya dari kopi, tapi juga tembakau yang tumbuh berdampingan.

Di sinilah Kopi Temanggung lahir, menyuguhkan pengalaman rasa yang tak biasa: kopi dengan sentuhan tembakau yang alami.

Dataran tinggi ini berada di ketinggian antara 900 hingga 1.800 meter di atas permukaan laut. Tanah vulkanik yang subur dan iklim yang sejuk menciptakan lingkungan sempurna bagi tanaman kopi dan tembakau untuk tumbuh beriringan.

Petani setempat mempraktikkan sistem tumpang sari, menanam keduanya dalam satu lahan. Hasilnya? Profil rasa kopi yang unik, dengan nuansa tembakau yang melekat lembut di tiap seruputan.

Di Kecamatan Kledung, tepatnya di Desa Jambu, terdapat varietas kopi arabika unggulan yang dikenal dengan nama "Sipetung". Kopi ini menawarkan sensasi rasa yang halus dengan keasaman seimbang, berpadu dengan aroma tembakau yang kuat dan sentuhan rasa buah seperti jambu, kakao, hingga nangka.

Sementara itu, kopi robusta dari wilayah ini tampil dengan karakter yang lebih pekat dan pahit, serta aroma gurih yang menguatkan identitasnya.

Keunikan Kopi Temanggung bukan hanya buah dari alam, tapi juga warisan budaya bertani yang telah berlangsung turun-temurun. Pada 2014, kopi arabika dari kawasan Sindoro-Sumbing resmi mengantongi sertifikat indikasi geografis dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, menandai pengakuan atas kualitas dan keaslian produk ini, baik di dalam maupun luar negeri.

Menyeruput Kopi Temanggung bukan sekadar menikmati minuman, tapi juga menelusuri jejak tanah, tradisi, dan kearifan lokal.

Di setiap cangkirnya, tersimpan cerita tentang harmoni antara manusia dan alam di kaki gunung yang anggun. Bagi penikmat kopi sejati, ini adalah secuil pengalaman rasa yang tak bisa ditemukan di tempat lain.